Selasa, 29 November 2016

Tesis dan Kerangka Karangan





TESIS dalam penulisan karangan ilmiah merupakan langkah awal penulisan. Tesis dibentuk berdasarkan topik dan tujuan. Perlu diketahui dulu topik dan tujuan barulah dirumuskan tesis karangan. Topik adalah pokok masalah yang akan dibahas dalam karangan ilmiah. Tanpa mengetahui pokok masalah yang akan dibicarakan penulis tidak dapat menetukan permasalah serta sasaran apa yang akan dicapai dalam penulisan. Supaya topik itu dapat ditetapkan dengan jelas dan menarik, penulis menentukan topik berdasarkan penguasaan permasalahan. Setelah topik ditetapkan, penulis menentukan tujuan dari topik yang telah ditetapkan. Tujuan dari topik itu adalah sasaran yang akan dicapai penulis berdasrkan topiknya. Tujuan semacam pembatasan topik agar tidak menyimpang dari permasalahan. Pada dasarnya tujuan mempersempit permasalahan yang akan dibicarakan dalam karangan. Oleh karena itu, tujuan harus lebih terbatas atau lebih sempit dari topiknya. Setelah topik dan tujuan ditetapkan dengan jelas, penulis merumuskan topik dan tujuan itu ke dalam tesis. Degan demikian, TESIS adalah perumusan topik dan tujuan dalam bentuk kalimat dengan menonjolkan topiknya sebagai pokok bahasan. Tesis lebih menonjolkan topik daripada tujuan dengan maksud penulis karangan ilmiah melakukan analisis, intrpretasi, dan sintesis. Dalam proses penulilasan karangan ilmiah, tesis merupakan “payung” bagi tahapan penulisan ilmiah. Misalnya, dalam menyusun kerangka karangan penulis berpedoman pada tesis. Jadi, tesis semacam rambu-rambu pedoman dalam penulisan. Namun, penentuan sebuah tesis juga dapat dilakukan berdasarkan karangan yang sudah jadi (publikasi ilmiah). Dengan demikian, tesis mampu meramalkan, mengendalikan, dan mengarahkan penulis pada proses lanjut penulisan, yaitu penyusunan kerangka karangan (outline).

Dalam penulisan karangan ilmih, penulis tidak langsung menulis setelah mengetahui tesis karangannya, tetapi harus menata pokok-pokok
bahasan itu ke dalam kerangka karangan.
KERANGKA KARANGAN adalah suatu rencana kerja ilmiah yang teratur untuk mendeskripsikan penyusunan pokok-pokok bahasan ke dalam bab dan subbab dengan menampilkan acuan berupa sumber rujukan (referensi) yang digunakan. Tahapan penyusunan kerangka karangan itu perlu dimanfaatkan oleh penulis karena kerangka mempunyai beberapa fungsi penting dalam proses penulisn, di antaranya;

(1)  Tidak mengolah ide sampai dua kali sehingga penulisan tidak keluar dari pokok masalahnya.

(2)  Menciptakan klimaks yang berbeda setiap bab sehingga ada variasi dalam penyajian materi karangan,

(3)  Mengingatkan penulis pada bahan/materi sebagai sumber rujukan dan bahan.

(4)  Membaca ulang karangan yang sudah selesai dapat menciptakan kembali reproduksi yang sama dari pembaca.

(5)  Dapat dilihat dengan jelas wujud, ide, nilai umum, dan spesifikasi karangan, dan

(6)  Berarti setengan karang sudah selesai dilakukan atau merupakan tahapan akhir dari prapenulisan.

Setelah mengetahui fungsi kerangka karangan bagi penulis, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut.

(1)         Perumusan tesis dan pngungkapan maksud dengan jelas dan benar.

(2)         Penginventarisan topik ke dalam sub-subtopik secara maksimal.

(3)         Pengevaluasian semua topik yang telah dirinci ke dalam tahapan:

(a)  semua bab topik relevan dengan tesisi,

(b)  jangan ada topik yang sama, dan

(c)  semua topik dan subtopik sudah disusun secara paralel,

(4)         Tahapan (3a) dan (3b) dilakukan secara berulang untuk mendapatkan subtopik yang terinci

(5)         Penetapan pola susun ragangan yang tepat: pola alamaiah atau pola logis.

(6)         Sadarilah ragangan tidak sekali buat.

(7)         Ragangan ini sebagai pedoman penyusunan daftar isi karangan.

Melalui tahapan penulisan kerangka karangan, penulis perlu memerhatikan persyaratan penyusunan kerangka karanganberikut.


(1)         Tesis sudah jelas dan benar,

(2)         Data primer dan data sekunder sudah terkumpul, dibaca, dan dikutip dalam catatan.

(3)         Tiap unit dalam kerangka karangan mempunyai satu gagasan.

(4)         Pokok-pokok kerangka karangan disusun secra logis, di antaranya

(a)          unit pokok terinci secara maksimal,

(b)          tiap rincian ada kaitannya dengan unit atasan langsung, dan

(c)          urutan rincian baik dan teratur

(5)         Pilihlah pola kerangka karangan yang diterapkan

(a)          pola alamiah spasial,

(b)          pola alamiah kronologis,

(c)          pola alamaiah topik yang ada

(6)        Pola logis yang digunakan,

(7)        Pasangan simbol disusun secara taat asas dengan menggunakan sistem

(a)          sistem lekuk,

(b)          sistem lurus, dan

(c)          sistem gabungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Orang yang berhak menerima zakat (Mustahiq Zakat) dan orang yang tidak berhak menerima zakat serta BAZNAS

Orang- orang yang berhak menerima zakat disebut Mustahiq zakat . Kata asal mustahiq yaitu haqqo yahiqqu hiqqon wa hiqqotan yang artiny...