BI,
sebagaimana bahasa pada umumnya, digunakan untuk tujuan tertentu dan dalam
konteks. Tujuan dan konteks ini akan menentukan ragam BI yang harus digunakan.
Seseorang yang menggunakan BI untuk orasi politik, misalnya, akan menggunakan
ragam yang berbeda dari orang lain yang menggunakannya untuk menyampaikan
khotbah Jum‘at atau bahan kuliah. Mahasiswa disadarkan bahwa dalam dunia
akademik/ilmiah, ragam BI yang digunakan ádalah ragam ilmiah, yang memiliki
ciri khas yakni cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris,
bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten.
Mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran yang mendukung tumbuhnya
pemahaman mereka terhadap pengertian BI ragam ilmiah.
(1)
Pengertian dan Karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa
Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang
digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa
Indonesia diharapkan bisa menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah,
baik secara tertulis maupun lisan. Selanjutnya, bahasa Indonesia ragam ilmiah
memiliki karakteristik cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat
fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat,
dan konsisten.
Bahasa
Indonesia bersifat cendekia artinya bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara
tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuk
pernyataan yang tepat dan seksama. Sementara itu, sifat lugas dan jelas
dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas
dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan diungkapkan secara langsung sehingga makna
yang ditimbulkan adalah makna lugas. Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga
menghindari penggunaan kalimat fragmentaris. Kalimat fragmentaris adalah
kalimat yang belum selesai. Kalimat ini terjadi antara lain karena adanya
keinginan penulis mengungkapkan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari
kesatuan gagasan yang akan diungkapkan.
Bahasa
Indonesia ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasan. Artinya,
penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada
penulis. Implikasinya, kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif.
Sifat formal dan objektif ditandai antara lain oleh pilihan kosa kata, bentuk
kata, dan struktur kalimat. Kosa kata yang digunakan bernada formal dan
kalimat-kalimatnya mengandung unsur yang lengkap. Sementara itu, sifat ringkas
dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir.
Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Terakhir, sifat
konsisten ditampakkan pada penggunaan unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda
lain dan istilah yang sesuai dengan kaidah dan semuanya digunakan secara
konsisten.
(2) Menggunakan
Bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah
Menggunakan bahasa Indonesia
ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah berarti memanfaatkan potensi
bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan
dari keempat hal tersebut serta hasil penelitian secara tertulis dan lisan. Itu
berarti, pada saat menulis tulisan ilmiah penulis harus berusaha keras agar
bahasa Indonesia yang digunakan benar-benar menunjukkan sifat yang cendekia,
lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan,
formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten. Sifat-sifat bahasa
Indonesia yang demikian ditampakkan pada pilihan kata, pengembangan kalimat,
pengembangan paragraf, kecermatan dalam penggunaan ejaan, tanda baca, dan
aspek-aspek mekanik lainnya.
Bagaimana halnya
dengan presentasi ilmiah? Ketika melakukan presentasi ilmiah, presenter juga
dituntut berusaha sekuat tenaga agar bahasa Indonesia lisan yang digunakan
diwarnai oleh sifat-sifat ragam bahasa Indonesia ilmiah sebagaimana yang
dikemukakan di atas. Sementara itu, beberapa fasilitas dalam penggunaan bahasa
lisan tetap bisa dimanfaatkan, misalnya adanya kesempatan untuk
mengulang-mengulang, menekankan dengan menggunakan intonasi, jeda, dan unsur
suprasegmental lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar